A step you can't take back

Selamat pagi

Hari ini, hari pertama di bulan Agustus. Mungkin akan jadi hari pertama gua memulai segala sesuatu yg dulu gapernah gua dambakan. Segala sesuatu yg gapernah sedikit pun terlintas dalam pikiran gua. Hari ini gua menangis untuk kesekian kalinya, puluhan, bahkan ratusan kalinya untuk menerima dan menjalankan keputusan yg jauh dari cita-cita gua.

Semalem, sebelum gua tidur, gua cuma berdoa supaya penyesalan yg mungkin akan gue rasakan 4 tahun ke depan akan menjadi semangat membara yg membuat gua melewati 4 tahun terbaik dalam hidup gua.

Perih kadang ketika melihat orang-orang terdekat menggenggam erat impian mereka. Perih kadang ketika harus tersenyum diantara butiran air mata yg hampir pecah ketika melepas mereka di tempat yang sejak dulu gua dambakan.
Tapi itu yg harus terjadi.

Terkadang hidup bener-bener gapernah sesuai ekspektasi dan harapan kita. Meninggalkan sejenak hidup yg sesuai dengan keinginan kita. Melepaskan kita dari zona yg paling kita anggap nyaman. Tapi ternyata, Tuhan malah meletakkan gua di ruang yg paling nyaman sekarang. Meskipun gua harus melewati ratusan tangis dan penyesalan bertubi-tubi.

Gua dah bisa, tertawa diantara mereka yg saat ini duduk di bangku-bangku impian gua. Gua dah bisa, menerima bahwa gua mungkin kalah di tempat itu tapi akan menang di tempat lain. Gua dah bisa, mengucapkan selamat diantara begitu banyak ucapan selamat yg gua harapkan akan gua terima. Gua dah bisa, berdoa tanpa meminta untuk kebahagiaan gua sendiri. Meskipun terkadang, untuk memulai sesuatu yg bukan pilihan gua dari awal adalah hal terberat dan menyakitkan. Sama kayak misalnya lu disuruh nikah sama org yg engga lu cinta.
Gua sudah membawa jutaan semangat lewat air mata dan perihnya hati yg setiap hari gua rasakan. Semoga ini semua tidak sia-sia.

Goodbye, home.

Welcome, future.

Yogyakarta, 1 Agustus 2015.

"Here comes the train upon the track. And there goes the pain it cuts to black. Are you ready for the last act? To take a step you can't take back."