Bertemu

"Hai, sudah lama tidak bertemu, apa kabarmu?" Laki-laki jangkung berjaket abu-abu itu tiba-tiba membangunkan lamunan si wanita.

"Kamu? Msh ingat aku?" Balas si wanita kebingungan. Matanya terlalu malu menatap mata kecil si lelaki.

"Ingat." Jawabnya dingin, tapi berubah hangat ketika ia menyunggingkan senyum kecil. Membuat jantung si wanita berdegup kencang.

"Oh. Kabarku baik. Bagaimana kau bisa ada disini?" Tanya si wanita, lalu sambil mempersilahkan si laki-laki duduk disampingnya. Wajahnya masih sama, seperti pertemuannya beberapa tahun lalu, terlalu tenang, seperti tidak ad beban di kerut-kerut dahinya yang mulai tua,tapi tidak sedikitpun mengurangi kharismanya, seperti namanya.

Laki-laki itu mulai bercerita, tidak banyak. Pemilihan kata yang terkesan kaku, tapi tegas, singkat, padat, dan jelas. Membuat si wanita kembali mengulang masa-masa pertemuannya dulu.

Waktu ternyata membawa mereka ke perpisahan, lagi. Akhirnya si laki-laki dan si wanita berpisah, tapi kali ini laki-laki itu meninggalkan nomor telepon di ponsel si wanita. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pertemuan yang selalu hanya menyisakan senyum di ujung tawa, tanpa sepatah kata pun janji untuk berjumpa lagi. Kali ini ada secercah harapan untuk bisa sekedar saling bertemu kabar via seluler.

Dan benar saja, laki-laki itu mulai menghubunginya. Menciptakan semacam kehangatan dalam hati si wanita. Mengulang masa-masa penuh rasa penasaran dan bahagia. Menciptakan senyum dan tawa di malam-malam si wanita. Meskipun si wanita tetap yakin dirinya tidak sedang dibelai rayuan sang kharisma. Tapi akhirnya ia sadar bahwa semua alasan yang ia buat selama ini hanyalah untuk laki-laki itu.

Pertemuan, canda, tawa, cerita, perlahan mulai memenuhi hari-hari si wanita dan laki-laki kharismanya. Meskipun si wanita sadar ini semua salah, tapi ia tidak menyalahkan hatinya untuk hal ini, mungkin sudah kehendak Tuhan, pikirnya.
Sampai akhirnya..pertemuan mereka pun ternyata harus terhenti. Terhenti oleh sinar matahari pagi, yang membangunkan si wanita dari mimpinya bersama sang kharisma.

Ternyata mereka hanya bertemu di mimpi, bercerita di mimpi, dan jatuh cinta di mimpi.

"Terimakasih, kharisma. Sudah hadir. Setelah sekian lama aku tidak tau dimana dan bagaimana keadaanmu. Semoga kita bisa segera bertemu di dunia nyata. Sampai jumpa." Ucap si wanita sambil tersenyum sambil mendekap selimutnya manja.

Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari

Comments

Popular Posts