Live the Life
beberapa menit yang lalu, dalam sebuah perenungan dan pemikiran sendiri, saya menyadari bahwa sudah lama saya tidak melakukan sesuatu yang menjadi bagian dari hidup saya, dulu. saya ternyata secara tidak sadar berhenti melakukan itu, entah karena saya yang terlalu sibuk atau memang saya tidak lagi tergerak untuk melakukannya. hal itu adalah bermimpi.
saya pernah jadi orang yang begitu ambisius. punya mimpi-mimpi besar, yang saya tulis besar-besar di meja belajar, berharap setiap bangun pagi, saya akan termotivasi untuk mewujudkan satu-satu mimpi itu. tapi saya sadar, akhir-akhir saya berubah menjadi pribadi yang jauh lebih realistis akan kehidupan yang saya jalani. realistis membuka mata saya bahwa hidup kadang tidak bisa berjalan seperti apa yang saya mau. tapi hal itu juga membuat saya kehilangan gairah untuk bermimpi sebesar-besarnya.
dalam sebuah kesempatan, saya pernah bercerita pada sahabat saya, bahwa saya takut, saya takut untuk bermimpi bisa melanjutkan studi S2. ia kaget dan bertanya kenapa saya harus takut. S2 bukan lah sebuah mimpi yang sangat amat sulit di raih, siapapun berhak untuk punya mimpi itu dan sudah banyak orang-orang yang awalnya merasa tidak mampu, mereka akhirnya pun dapat sampai di titik itu. saya juga tidak mengerti, mengapa untuk bermimpi sekolah S2 saja saya takut dan merasa rendah diri. apa memang ini semua karena saya sudah lupa caranya bermimpi?
dan dalam perenungan beberapa menit yang lalu, saya menyadari bahwa hidup saya akhir-akhir ini hanya dipenuhi dengan kepedulian saya pada kehidupan orang lain. kepedulian yang membuat saya tidak melihat kehidupan saya sendiri. saya menyadari, di umur sekarang ini, orang-orang di sekitar saya sudah memilih jalannya masing-masing. sudah lama saya memahami bahwa hidup bukanlah sebuah perlombaan, hidup tidak lagi dinilai dengan angka dalam raport setiap semester atau ipk, tapi pada kenyataannya saya begitu peduli dengan itu semua, dan yang lebih parahnya lagi, saya terjebak dalam kehidupan orang lain yang sudah jelas pasti berbeda dengan saya.
saya sadar ternyata saya hidup dari mimpi. dan karena akhir-akhir ini saya berhenti bermimpi, maka betul lah jika saya sering merasa kehilangan diri saya, bahkan dalam kehidupan yang saya pilih sendiri, jalan yang saya pijak sendiri, dan perasaaan-perasaan yang saya ciptakan sendiri.
lucu rasanya, meski jika dilihat lebih jauh, saya lebih merasa menjadi orang yang begitu menyedihkan.
tapi akhirnya saya sadar apa yang salah dengan saya hingga saya tidak lagi merasa menjadi diri saya sendiri. saya berhenti menyalahkan lingkungan sekitar, orang-orang terdekat, atau siapapun yang terkoneksi dengan hidup saya, tapi saya mulai menyadari bahwa diri sayalah yang harus diperbaiki.
saya yang punya andil dalam hidup saya, saya juga yang mengambil setiap keputusan dalam hidup saya, tapi terlebih, mimpi-mimpi itu milik saya sendiri, bukan orang lain, bukan untuk membahagiakan orang lain, tapi ya lagi-lagi untuk diri saya sendiri.
saya tidak pernah merasa begitu rindu pada seseorang sebelumnya, karena ternyata sekarang saya begitu rindu pada pribadi saya. mungkin sudah saatnya, saya kembali bermimpi.
:)
Comments
Post a Comment