20(21)
Daaaan selamat datang tahun baru!
Hidup gini-gini aja kok tau-tau udah tahun baru ya hahaha
Jadi ingat dulu jaman blog ini pertama kali muncul, jaman saya masih SMP atau SMA ya, saya suka sekali menulis apa saja hal yang saya lalui selama satu tahun sebelum tahun berganti. Sepertinya sekarang saya terlalu mager hahaha apalagi tahun 2020 ini terasa sangat cepat (sekarang aja bilang cepat, kemarin-kemarin sih ngeluh terus kapan selesainya ini tahun hihi).
Ahhh 2020..
Saya mengakhiri tahun dengan perasaan lega. Walaupun bukan tahun terbaik saya, tapi 2020 tetap memberi kesan sebagai tahun termelelahkan, tersabar, tapi juga menjadi tahun termenyenangkan buat saya. Saya masih hidup, utuh, dan penuh, bahkan kabar baiknya, saya perlahan menemukan diri saya yang lama hilang. Bagai anak hilang yang kembali pulang, saya bersyukur sekali saya menemukan diri saya, bahkan jadi pribadi yang lebih dan lebih (termasuk lebih gendut hehehe).
Awal hingga pertengahan tahun 2020 menjadi waktu termenyedihkan dan terberat, bisa dibilang gitu lah sederhananya, terlalu absurd bahkan kalau saya perlu ceritakan satu-satu. Jelas salah satunya karena wabah Corona. Tapi saya enggak mau menyalahkan pandemi seutuhnya, karena Corona, cara hidup dan cara pandang saya tentang hidup juga berubah (aseekk). Terimakasih Corona! Walau ya saya tentu ingin si pandemi satu ini cepat selesai agar semua bisa kembali normal.
Dari mulai harus kerja dari rumah, yaa bisa dilihat di cerita sebelumnya, saya bukan orang yang bisa terus-terusan di dalam rumah. Saya suka dan bisa aja kerja sendiri, tapi saya juga butuh interaksi langsung sama orang, yang akhirnya membuat saya stres banget selama kurang lebih 5 bulan. Tapi dari pengalaman kerja dari rumah, saya akhirnya memaksa diri saya bertahan semaksimal mungkin, walau akhirnya bendera putih pun saya kibarkan, alias saya resign dari pekerjaan saya. Ada hal-hal yang ternyata sangat prinsipal buat saya, yang akhirnya menjadi alasan saya memilih mencari peruntungan lain. Kantor pertama saya luar biasa, dipenuhi orang-orang yang juga luar biasa. Saya aja kadang masih suka bingung kenapa saya dulu diterima disana, saya tau kemampuan saya di level mana, waduh kalau dibandingkan dengan rekan kerja, saya masih perlu belajar banyak. Kayaknya saya hoki bisa nyemplung ke industri yang dulu rasanya jauh sekali buat saya gapai (ya walaupun itu memang jadi salah satu mimpi saya sih). Satu tahun yang melelahkan, tapi jujur juga menyenangkan. Saya ditempa habis-habisan hahaha walau isinya setiap hari mengeluh ingin resign, tapi lebih dari itu, saya benar-benar merasa bersyukur tahun pertama saya bekerja, saya diberi kesempatan di tempat itu. Saya juga bersyukur punya keluarga yang luar biasa, yang sampai hari ini masih rajin ngajak makan Ramen sambil haha hihi.
Keputusan untuk resign pun ternyata disambut dengan pekerjaan baru yang juga menyenangkan. Saya bersyukur satu setengah bulan sebelum resign, saya sudah dapat pekerjaan baru, pulang ke haluan saya. Walaupun perusahaan yang baru tidak sebesar yang sebelumnya, tapi saya seperti kembali pulang, dan lebih dari itu, saya menemukan keluarga baru. Saya bekerja lebih keras dan lembur lebih malam daripada saat saya di kantor sebelumnya, tapi entah kenapa setiap lelah yang saya rasakan, rasanya ya menyenangkan saja (walaupun tidak lupa selalu mengeluh jika diperlukan hehe). Pertemuan demi pertemuan dengan orang baru di dunia yang baru ternyata juga sangat amat menambah wawasan dan pengalaman saya. Punya tim kerja yang yaa walau kadang suka menyebalkan saat diskusi, tapi keluar dari kantor bisa diajak ngopi juga. Privilege buat saya kalau bisa kerja senang, hati juga senang.
Tapi ternyata 2020 juga membawa saya harus berpisah dengan tim baru saya ini. Saya tidak mengucap resign karena merasa lelah dengan load pekerjaan atau lingkungan kerja yang tidak menyenangkan. Saya baru saja menemukan ritme pekerjaan yang efektif, baru mulai dekat dengan atasan yang super menyeramkan (at least buat saya), baru mulai akrab dengan teman-teman satu tim, baru saja masuk ke geng-kerja-lembur-sambil-makan-indomie, dan baru mulai ini itu yang lain dalam keluarga baru ini. Hanya kurang lebih 3 bulan disana, saya ternyata dibukakan pintu di tempat baru lagi. Tempat baru ini sudah sejak tahun 2019 menjadi bagian dari perjuangan saya. Karena prosesnya sempat terhambat karena pandemi, akhirnya di penghujung tahun 2020 saya tau hasil perjuangan saya tidak sia-sia. Walaupun bukan jadi cita-cita saya pada awalnya, tapi saya tidak pernah menyangka saya diberi kesempatan disana. Ah, tapi saya jadi ingat mimpi yang membawa saya mengambil keputusan untuk menjadi insinyur, mungkin saja ini jalannya yaa.
Dalam satu tahun ini, saya mengecap pengalaman besar dalam perjalanan karier saya yang masih cupu ini. Pengalaman 2 kali resign dan pengalaman 2 kali di terima bekerja. Saya menangis untuk 4 momen itu. Memang dasar cengeng. Sedih harus berpisah dengan pekerjaan yang menempa mental dan menambah skill saya, berpisah dengan keluarga dan rekan kerja yang rese dan lucu-lucu, tapi juga senang karena kemungkinan-kemungkinan baru untuk mengalami 2 pengalaman sama yang saya temui di 2 perusahaan sebelumnya. Apalagi, di tengah tahun 2020 yang bisa saja menjadi tahun yang kurang baik untuk beberapa orang, saya kelewat bersyukur bisa merasakan pengalaman-pengalaman keren ini. Asli, gila, saya gila banget.
Kayaknya saya ketagihan untuk menjadi orang 'gila'. Ini baru urusan pekerjaan, urusan yang lain sepertinya akan ada di postingan lainnya (biar enggak kepanjangan hehehehe). Saya excited sekaligus deg-deg an dengan apa yang akan saya jalani di tahun 2021 ini. 2020 mengajarkan saya begitu banyak hal yang melatih mental saya lebih keras, memanjangkan sabar saya, membantu saya mengontrol emosi, memberi saya banyak skill tambahan (yang dulu saya enggak pernah sangka saya bisa), membuat saya bekerja lebih cerdas, dan menjadikan saya pribadi yang realistis tapi tetap optimis. Hal-hal dasar dalam hidup yang nyatanya memang benar-benar saya perlukan untuk tetap bertahan hidup. Awal tahun saya sempat disibukkan dengan kegelisahan karena saya terlalu memikirkan hidup orang lain. Pertengahan tahun saya semakin disibukkan dengan kegelisahan yang sama, ditambah pikiran-pikiran yang tidak berhenti membandingkan diri saya dengan kesuksesan orang lain (apalagi mereka yang seusia dengan saya). Tapi ternyata di akhir tahun, saya menemukan diri saya yang berhasil dengan jalan saya sendiri, tidak lagi membandingkan diri saya dengan orang lain, dan lebih mencintai diri saya yang yaa begini adanya. Kadang malas, tapi kadang juga ambis parah, kerja siang malam tidak henti, sampai lupa cari pendamping hati hahahah (bohong yang terakhir).
Saya tidak bisa cerita-cerita di sosial media tentang satu tahun saya, cuma disini aja, soalnya sekalian ngetiknya hehehehehhe tapi percayalah, saya kelewat senang dan lelah makanya malam tahun baru pun tidur cepat. Dan di awal tahun ini, baterai saya sepertinya menyala lebih kuat dan ekstra untuk mengarungi satu tahun yang baru ini.
Untuk siapapun yang membaca post ini (atau mungkin hanya saya yang membaca di tahun-tahun yang akan datang), saya kasi tips paling manjur : jangan lupa bersyukur, sekecil apapun.
Sekian dulu.
Happy new year!
Comments
Post a Comment