Serta Mulia

Hari ini adalah hari Jumat seperti biasa. Aku terbangun cukup pagi karena mimpi yang lucu dan menyenangkan. Seolah memberikan petunjuk harus apa, karena hari ini salah satu orang terdekatku sedang berbahagia. Mimpi sudah berkawan baik denganku, selalu terasa nyata meskipun terkadang orang-orang dalam mimpi itu jauh dari genggaman, bahkan mungkin tak pernah bisa tergapai. 

Aku gelisah seharian, menunggu kabarnya, karena jelas aku tidak ada didekatnya. Dia bertanya, "Kamu disini?" atas pertanyaanku yang menanyakan apakah dia hari ini ada di rumah atau tidak. Padahal sudah jelas kalau aku ada disana, aku sudah tidak akan bertanya lagi, mungkin aku sudah ada di depan rumahnya pagi ini, membawa kudapan kecil dengan lilin menyala yang siap untuk ditiupnya. Satu jam, dua jam, aku mencoba membunuh waktu menunggu balasan pesannya dengan sibuk menyelesaikan pekerjaan atau apapun yang bisa ku raih. Sambil sesekali menengok apakah ia sempat membuka aplikasi chatnya namun mengabaikan pesanku. Dasar si overthinking. Tapi jelas, sepertinya dia memang sedang tidak memegang ponselnya seharian ini, mungkin sedang istriahat atau sibuk akan hal lain. 

Dreet...dreet, ponselku bergetar di sela-sela lamunanku di teras rumah. Sore harinya, ia membalas. Akhirnya. Dan berakhir aku tidak berhenti tersenyum sepanjang membalas pesannya. Senang, rencanaku bisa terlaksana. Ada orang baik lain yang juga mau berbaik hati menghantarkan bingkisan sederhana dariku untuknya, dan adik-adiknya. "Terimakasih ya", sesederhana itu bisa membuatku sedikit lega setelah sehari gelisah menanti kabarnya. Rasa-rasanya sudah lama aku tidak merasa sesenang ini di tengah begitu penatnya hidup akhir-akhir ini. 

Terimakasih untuk masih mau membalas pesan tidak pentingku, walau ku yakin waktumu begitu mahal dan lebih baik dipergunakan untuk berkutat dengan kesibukanmu. Untuk masih mau bercerita hal-hal yang membuatmu lelah, penat, hingga dilemamu ketika mendekati perempuan pujaanmu. Walaupun keisenganmu dan segala bentuk pertanyaan nyelenehmu benar-benar mengesalkan. Tapi aku senang setiap kali aku tahu, aku memilikimu, sebagai salah satu teman baikku. 

Selamat, untuk pertambahan usiamu. Aku tidak tahu tahun depan, atau tahun-tahun yang akan datang, apakah aku akan tetap menjalankan ritual ini, tapi terimakasih, karena hari ini, aku boleh melakukannya. Tetap jadi orang baik, tetap jadi si pekerja keras, tetap jadi si dia yang aku kagumi sejak pertama aku mengenalmu, walau setiap kali kamu keluarkan sisi menyebalkanmu, kamu memang bener-benar menyebalkan! 

Sampai bertemu lagi, semoga kali ini tidak hanya satu dua jam sembari menunggu keretamu pulang :) 

Comments

Popular Posts