Love Letter?
dan segelas kopi hitam mengiringi derai tawamu
serta hangatnya senyuman di tengah cerita-cerita ajaibmu
lalu aku terkesiap
sedikit berharap aku bisa mengulang pertemuan seperti ini lagi
mungkin dengan sedikit tambahan waktu sembari menikmati cemilan favoritmu
aku masih ingat cahaya mata itu, terbingkai lembut di balik kacamata bulatmu
merayap, menghinggap, hingga lenyap dalam khayalanku
aku ingin menyodorkan tanganku (halah, sok formal)
tapi ternyata kita tak perlu itu
kamu sudah terlanjur menyesap seluruh energiku
membuatku tak bergeming, lenyap dalam detak jantungku sendiri, megap-megap
sembari masih saja bertanya, bisa-bisanya kita bertemu
dan waktu nyatanya memberiku bonus cuma-cuma
hingga hari ini aku masih saja tergila-gila pada mata itu
atau pada setiap waktu yang habis termakan dongengmu
darimana saja kamu selama ini?
untung saja aku tidak melewatkanmu kali ini
Tuhan baik ya hahaha
aku tidak meminta apa-apa, eh Dia beri aku segalanya
dan berhari-hari kemudian, segala kemudahan-kemudahan itu seperti jatuh saja di hadapanku
sama seperti aku yang begitu mudahnya jatuh dalam pelukanmu
candu mas
kamu itu candu
mengetuk pintu dengan sopan saat aku bersiap di ruang tamuku
dan akhirnya kita larut dalam teh hangat buatanku
tawar
tapi ajaibnya, berakhir kelewat manis (aish)
dan lalu jam 8, kamu pulang
tapi hangatmu masih saja ada di sana
aku masih saja mengulang setiap detik itu
dengan senyum yang tak pernah bisa kusembunyikan dari siapapun
entah sudah berapa kali, aku selipkan namamu di hari-hariku
siapatau kamu yang dapat undian berhadiah itu
terjebak denganku, seumur hidupmu
karena sepertinya aku sudah terlebih dahulu terjebak denganmu
amin? ya jelas lah amin
siapatau, suatu hari kamu mampir di blogku ini
lalu paling ngebatin "heleh ngapain sih kamu tuh"
ya jelas ngapain lagi kalau bukan tergila-gila sama kamu
I adore you, so f*cking much
Comments
Post a Comment